- 12 March 2018
- Administrator
Universitas Muhammadiyah Ponorogo kembali menerima kunjungan delegasi dari Negeri Jiran Malaysia, Sabtu (10/3). Dalam lawatan kali ini setidaknya melibatkan 10 lembaga yang berpusat di Selangor-Malaysia dengan total peserta 30 orang. Lembaga-lembaga itu diantaranya: UPM, Unitar, Uniten, UKM, UNIKL, UNISEL, IUKL, KUIS, UITM, UIAM yang kesemuanya tergabung dalam Sekretariat Zakat Institusi Pengajian Tinggi (IPT).
Dr. Mokmin Bin Basri Selaku Ketua Rombongan sekaligus Timbalan Rektor Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS) Malaysia menjelaskan bahwa kunjungan ini berfokus untuk mengetahui pengelolaan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) yang dikelola oleh Muhammadiyah. Informasi ini menurutnya sangat diperlukan sebagai pembanding program pengelolaan ZIS yang ada di Malaysia dengan Indonesia. “Sebagian besar peserta lawatan kerja ini adalah para pengurusi zakat dan wakaf yang ada di Selangor”, ungkap Dr. Mokmin.
Setelah mendengar pemaparan dari Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Ponorogo, beberapa peserta spontan menyampaikan keinginan mereka untuk melakukan kerjasama dalam bentuk community service (pengabdian kepada masyarakat). “Kami sangat tertarik dengan beberapa program kemanusiaan yang telah dipaparkan, termasuk ternyata lembaga ini (Lazismu) juga dapat menerima sharing program dari pihak luar” papar salah satu perwakilan dari Malaysia.
“Sekira bulan Juli 2018 kita akan buat sharing program antara lembaga kami dengan Lazismu. Untuk awalan program, kita siapkan paket bagi 100 orang dhuafa yang ada di Ponorogo” lanjutnya.
Sementara itu menurut Dr. Happy Susanto, MA Wakil Rektor I Unmuh Ponorogo, sejauh ini pengelolaan ZIS di masing-masing lembaga peserta kunjungan masih terbatas dikelola untuk internal. “Artinya masih dari lembaga dan untuk lembaga itu sendiri. Belum banyak program yang menyasar kepada pihak eksternal”, jelas beliau.
Menariknya, karena peserta lawatan sebagian besar juga merupakan pendidik (dosen) dari beberapa perguruan tinggi di Malaysia materi diskusi tidak hanya membahas seputar pengelolaan zakat akan tetapi juga kerjasama internasional University to University (U to U). Masing-masing PT bersepakat untuk segera memulai kerjasama internasional dalam bentuk pengabdian masyarakat (community service), pertukaran mahasiswa (student exchange), maupun aktifitas akademik maupun non akademik lainnya.
“Inilah salah satu manfaat dari silaturahim, akhirnya banyak kemungkinan program yang bisa ditindaklanjuti bersama”, pungkas Dr. Happy. (Amir/Maya)