- 08 January 2018
- Administrator
UMPO BIDIK KERJA SAMA DENGAN PT TAIWAN
Catatan Drs. H. Sulton, M.Si (Rektor Unmuh Ponorogo)
-( Bagian 1 )-
Beberapa pekan lalu, saya berkesempatan mewakili Universitas Muhammadiyah Ponorogo untuk menghadiri undangan resmi dari Kementerian Pendidikan Taiwan bersama 23 pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) lainnya. Berbeda dengan banyak kunjungan ke Luar Negeri yang sering kami ikuti dengan kawalan Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebelumnya, kunjungan kali ini boleh dibilang paling “resmi”. Tidak hanya tahapan kegiatan yang well prepared pun juga segala fasilitas yang kami terima almost free karena semua difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan Taiwan. Selama 1 pekan kami berkesempatan mengunjungi 7 Perguruan Tinggi (PT) dari total 29 PT yang direncanakan akan menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding). Ketujuh PT tersebut adalah Yuanpei University of Medical Technology, Hungkuang University, Asia University, Da-Yeh University, National Cheng Kung University, National Taipei University of Nursing and Health sciences dan Soochow University.
Dengan jumlah total PT yang terlibat baik pada pihak Taiwan maupun Indonesia maka total MoU yang dihasilkan mencapai 500 lebih, mengingat masing-masing pihak berkesempatan menandatangani satu naskah perjanjian kerja sama dengan satu institusi. Jumlah fantastis untuk ukuran PT yang masih berkembang, apalagi untuk bisa menjalin kerja sama University to University (U to U) antar Negara biasanya menghabiskan waktu relative lama bahkan hanya untuk menghasilkan satu MoU. Sampai disini terasa benar manfaat konsep “berjamaah” bagi institusi pendidikan tinggi untuk mempercepat peningkatan kapasitas serta daya saing lembaga di tingkat global, tujuan mulia inilah yang sepertinya sedang digagas Prof. Lincolin Asryad, Ph.D Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah. Di samping itu, selaras dengan Permendikbud No 14 Tahun 2014 maka sudah seharusnya penyelenggaraan kerja sama di lingkungan PT bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu dan relevansi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Tidak sulit memang mencari orang Indonesia di Negeri yang juga memiliki nama lain Formosa ini, selain memang banyak WNI yang telah menetap lama tidak sedikit pula mahasiswa asal Indonesia yang saat ini sedang menempuh studi lanjut mereka di Taiwan. Selain merupakan salah satu Negara dengan system pelayanan publik terbaik, Taiwan juga memiliki gedung pencakar langit tertinggi di dunia setelah Abu Dhabi dengan 101 lantai. Luas wilayah teritorialnya disebut-sebut hanya 2/3 dari luas Aceh akan tetapi populasi penduduknya mencapai 5 kali lipat lebih banyak dari Aceh. Meski demikian, alih-alih mendapatkan kesan “semrawut” kita justru akan dibuat terpana dengan keteraturan tata kotanya berikut akses transportasi massal yang sistematik.
Setidaknya tidak kurang dari 5000 mahasiswa Indonesia tengah menyelesaikan studi program Master maupun Doktoral mereka dengan sebagian besar mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Taiwan. Deputy Kementerian Pendidikan Taiwan dalam sambutannya di depan para Pimpinan PTM disaksikan juga oleh Atase Perdangan – Pendidikan Republik Indonesia menyebutkan jika pihaknya telah menggelontorkan dana yang cukup besar sebagai bentuk komitmen pelaksanaan kerja sama Government to Government (G to G) dengan Pemerintah Indonesia di bidang pendidikan dan jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya.
Selain itu, pendidikan yang berkualitas serta living cost yang terjangkau menjadi alasan kuat bagi mahasiswa untuk mengambil program study abroad ke Taiwan. Benar saja, karena ternyata biaya hidup minimal di Taipei (ibu kota Taiwan) tidak lebih mahal dari beberapa kota besar di Indonesia. Selain itu, Taiwan juga dikenal cukup “hangat” serta toleran dalam hal kehidupan beragama termasuk kepada umat Muslim. Beberapa Universitas bahkan telah menyediakan Masjid/Mushola serta kantin yang menjajakan makanan halal. Menariknya lagi, saat ini bahkan telah berdiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Istimewa yang salah satu aktifitasnya menjembatani mahasiswa Indonesia yang akan melanjutkan studi mereka ke Taiwan. (bersambung)